Senin, 16 April 2012

ANEMIA MEGALOBLASTIK

Anemia Megaloblastik
Anemia Megaloblastik adalah anemia yang terjadi karena terhambatnya dan eritrosit yang tidak berfungsi.  Anemia Megaloblastik adalah anemia yang khas ditandai oleh adanya sel megaloblas dalam sumsum tulang. Sel megaloblas adalah sel precursor eritrosit dengan bentuk sel yang besar disertai adanya kes, dimana maturasi sitoplasma normal tetapi inti besar dengan susuna kromosom yang longgar.
Anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 selama kehamilan sangat jarang terjadi, ditandai oleh kegagalan tubuh menyerap vitamin B12 karena tidak adanya faktor intrinsik. Ini adalah suatu penyakit autoimun yang sangat jarang pada wanita dengan kelainan ini. Defisiensi vitamin B12 pada wanita hamil lebih mungkin dijumapai pada mereka yang menjalani reseksi lambung parsial atau total. Kausa lain adalah penyakit Crohn, reseksi ileum, dan pertumbuhan bakteri berlebihan di usus halus.
Kadar vitamin B12 serum diukur dengan radio immunoassay. Selama kehamilan, kadar nonhamil karena berkurangnya konsentrasi protein pengangkut B12 transkobalamin (zamorano dkk, 1985). Wanita yang telah menjalani gastrektomi total harus diberi 1000 mg sianokobalamin (vitamin B12) intramuscular setiap bulan. Mereka yang menjalani gastrektomi parsial biasanya tidak memerlukan terapi ini, tetapi selama kehamilan kadar vitamin B12 perlu dipantau. Tidak ada alasan untuk menunda pemberian asam folat selama kehamilan hanya karena kekhawatiran bahwa akan terjadi gangguan integritas saraf pada wanita yang mungkin hamil dan secara bersamaan mengidap anemia pernisiosa Addisonian yang tidak terdeteksi (sehingga tidak diobati).


Etiologi
Penyebab anemia megaloblas adalah sebagai berikut :
1.            Defisiensi Vit B12
a.       Asupan kurang ; pada vegetarian
b.      Malabsopsi
ü  Dewasa: anemia pernisiosa, gastrektomi total/parsial, penyakit Chorn’s, parasit, limfoma ususu halus, obat-obatan (naomisin, etanol, KCL)
ü  Anak-anak : anemia pernisiosa, gangguan sekresi, factor intrinsic lambung dan gangguan reseptor kobalamin di ileum
c.       Gangguan metabolisme seluler
Defisiensi enzim, abnormallitas protein pembawa kobalamin (defisiensi transkobalamin), dan paparan nitrit oksida yang berlangsung lama.
                  d.   Infeksi cacing pita.     
2.            Defisiensi Asam Folat
a.       asupan kurang
ü  Gangguan nutrisi
Alkoholoisme, bayi premature, orang tua hemodialisis dan anoreksia nervosa.
ü  Malabsopsi
Gastrektomi parsial, reseksi usus halus,penyakit Crohn’s, scleroderma dan obat antikonvulsan.
b.      Peningkatan kebutuhan
Kehamilan, anemka hemolitik, keganasan, hipertiroidisme, serta eritropoesis yang tidak efektif (anemia pernisiosa, anemia sideroblastik, leukemia dan anemia hemolitik).
c.       Gangguan metabolisme folat
Alkoholisme, defisiensi enzim
d.      Penurunan cadangan folat di hati
Alkoholisme,sirosis non alkoholik dan hepatoma.
3.            Gangguan metabolisme vitamin B12 dan asam folat.
4.            Gangguan sintesisi DNA yang merupakan akibat dari proses berikut ini :
a.       defisiensi enzim congenital
b.      didapat setelah pemberian obat atau sitostatik tertentu.

Klasifikasi
Menurut penyebabnya anemia megaloblastik di bagi beberapa Jenis :
1.            Anemia megaloblastik karena defisiensi Vitamin B12
a.       Penderita yang tidak makan daging hewan atau ikan,telur serta susu yang mengandung vitamin B12.
b.      Adanya malabsorpsi akibat kelaianan pada irgan berikut ini,
ü   Kelainan lambung (anemia pernisiosa, kelainan congenital, factor intrinsic, serta gastrektomi total atau parsial)
ü   Kelainan usus (intestinal loop syndrome, tropical sprue dan post reseksi ileum)
2.            Anemia megaloblastik karenma defisiensi asam folat
a.       disebabkan oleh makanan yang kurang gizi asam folat, terutama pada orang tua ,gastrektomi parsial dan anemia akibat hanya minum susu kambing.
b.      Malabsorpsi asam folat karena penyakit usus
c.       Kebutuhan yang meningkat akibat keadaan fisiologis (hamil,laktasi prematuritas) dan keadaan fatologis (anemia hemolitik, keganasan serta penyakit kolagen).
d.      Ekskresi asam folat yang berlebihan lewat usus biasanya terjadi  pada penyakit hati yang aktif atau kegagalan faal jantung.
e.       Obat-obatan antikonvulsan dan sitostatik tertentu.
3.            Anemia megaloblastik karena kombinasi defisiensi vitamin B12 dan asam folat
Merupakan anemia megaloblastik akibat defisiensi enzim congenital atau pada eritroleukemia.
Patofisiologi
Timbulnya mebaloblas adalah akibat gangguan maturasi sel karena terjadi gangguan sintesis DNA sel-sel eritroblast akibat defisiensi asam folat dan vitamin B12, diman vitamin B12 dan asam folat berfungsi dalam pembentukan DNA onti sel dan secara khusus untuk vitamin B12 penting dalam pembentukan mielin. Akibat gangguan sintesis DNA pada inti eritoblas ini, maka meturasi ini lebih lambat sehingga kromatin lebih longgar dan sel menjadi lebih besar Karena pembelahan sel yang lambat. Sel eritoblast dengan ukuran yang lebih besar serta susunan kromatin yang lebih longgar di sebut sebagai sel megaloblast. sel megaloblast ini fungsinya tidak normal,dihancurkan saat masih dalam sumsum tulang sehhingga terjadi eritropoesis inefektif dan masa hidup eritrosit lebih pendek yang berujung pada terjadinya anemia.
 Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Anemia Megaloblastik
A.    Pengkajian
a. Identitas Klien
b.Riwayat Kesehatan
-          RKD (Riwayat Kesehatan Dahulu)
Kemungkinan klien kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung asam folat, Fe dan vitamin B12
-          RKK (Riwayat Kesehatan Keluarga)
-          RKS (Riwayat Kesehatan Sekarang):
a.       Klien terlihat keletihan dan lemah.
b.      Muka klien pucat.
c.       Mengeliuh nyeri mulut dan lidah.
c. Kebutuhan dasar
1.      Aktivitas / Istirahat
a.       Keletihan, kelemahan otot, malaise umum
b.      Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak
c.       Takikardia, takipnea ; dipsnea pada saat beraktivitas atau istirahat
d.      Letargi, menarik diri, apatis, lesu dan kurang tertarik pada sekitarnya
e.       Ataksia, tubuh tidak tegak
f.       Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat dan tanda – tanda lain yang menunjukkan keletihan
2.      Sirkulasi
a.       Mulut dan membran mukosa (konjungtiva, faring dan bibir) pucat
b.      Pengisian kapiler melambat.
c.       Rambut kering, mudah putus
3.      Integritas Ego
a.       Keyakinan agama / budaya mempengaruhi pilihan pengobatan mis transfusi darah
b.      Depresi
4.      Eliminasi
a.       Sindrom malabsorpsi
b.      Diare
c.       Penurunan haluaran urine
5.      Makanan / cairan
a.       Penurunan masukan diet
b.      Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring)
c.       Anoreksia
d.      Adanya penurunan berat badan
e.       Membrane mukusa kering,pucat
f.       Turgor kulit buruk, kering, tidak elastis
g.      Stomatitis
6.      Neurosensori
a.       Sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidakmampuan berkonsentrasi
b.      Insomnia, penurunan penglihatan dan bayangan pada mata
c.       Kelemahan, keseimbangan buruk, parestesia tangan / kaki
d.      Peka rangsang, gelisah, depresi, apatis
e.       Tidak mampu berespon lambat dan dangkal
f.       Gangguan koordinasi, ataksia
7.      Pernapasan
a.       Napas pendek pada istirahat dan aktivitas
b.      Takipnea, ortopnea dan dispnea
B.     Diagnosa Keperawatan
1.      Perubahan perfusi jaringan b.d penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel.
2.      Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan kebutuhan.
3.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah
4.      Risiko tinggi terhadap infeksi b.d  tidak adekuatnya pertahanan sekunder (penurunan hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit (respons inflamasi tertekan).
5.      Konstipasi atau Diare berhubungan dengan penurunan masukan diet; perubahan proses pencernaan; efek samping terapi obat.
6.      Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurang terpajan/mengingat ; salah interpretasi informasi ; tidak mengenal sumber informasi.
Daftar Pustaka:
Doengoes, Mariliynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC
Price, Sylvia. 2005. Patofisiologis : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta : EGC
Handayani Wiwik dan Andi Sulistyo. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta : Salemba Medika
http://anemiamegaloblastik.blogspot.com/2011/03

1 komentar:

  1. kadar nonhamil, pada pengukuran menggunakan radio immunoassay itu maksudnya apa?

    BalasHapus